Kata – kata ini Saya harap dapat menjadi salah satu kalimat
yang dapat menyadarkan Saya kembali jika saat – saat kegagalan kembali ditemui.
Baca dan renungkan dalam hati !
1.
Hendaklah Saya
bertakwa kepada Allah karena takwa adalah bekal terbaik dan wasiat paling hebat
yang Saya miliki. Allah ta’ala berfirman, “.... Siapa saja yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari
arah yang tiada disangka – sangka.” (QS ath-Thalaq [65]:2-3)
2.
Jangan pernah
menangisi hari kemarin, karena orang – orang yang mudah meneteskan air mata
disebabkan kesulitan yang dihadapinya, pasti tidak akan pernah melihat dunia
tersenyum kepadanya. Sebagaimana halnya orang – orang yang suka menertawakan
kesulitan orang lain, pasti tidak akan pernah menangisi susu yang sudah tumpah
ke tanah. Berusahalah sebaik – baiknya untuk mendapatkan susu lain sebagai
pengganti susu yang sudah tumpah itu.
3.
Jadilah pribadi
yang optimis. Seorang yang optimis akan selalu dapat memandang bintang di
langit malam dan menerawang rembulan yang indah. Sedangkan seseorang yang
pesimis, hanya akan melihat gelap di langit malam. Jadilah pribadi yang
memiliki optimisme lebih dari yang seharusnya. Karena seseorang yang optimis
akan memiliki daya tarik bagi cinta orang lain. Sedangkan pribadi yang pesimis,
justru akan menjauhkan orang lain dari sisinya. Rasulullah sangat menyukai
optimisme, sebab pesimisme merupakan salah satu bentuk sangka buruk kepada
Allah ta’ala. Padahal setiap mukmin diperintah untuk berbaik sangka kepada-Nya
dalam kondisi apapun.
4.
Berusahalah untuk
selalu ingat kepada orang – orang yang menolong Saya di saat Saya terjatuh,
orang – orang yang menemani Saya ketika seluruh dunia tidak memedulikan Saya,
dan orang – orang yang menghapus kesendirian ketika semua orang meninggalkan Saya.
Jangan pernah mengatakan bahwa sudah cukup berterimakasih kepada mereka yang
telah berjasa. Berterimakasihlah sekali lagi kepada mereka dan berusaha untuk
membalas budi baik yang mereka lakukan.
5.
Jika kegelapan
datang, jadikanlah kepribadian sebagai pembawa lilin. Ingat, tidak ada pohon
kering yang dilempari batu untuk diambil buahnya. Jika fajar terbit, siapkanlah
diri untuk menyambut cahaya. Karena hanya para pemalas yang bangun kesiangan
sehingga tidak dapat melihat terbitnya fajar.
6.
Jika
sudah hampir mencapai puncak, berhati – hatilah jangan sampai fatamorgana
menyesatkan dari tujuan. Tapi jangan pernah menganggap bahwa mereka yang ada di
bawah adalah orang – orang kerdil. Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang – orang yang sombong
lagi membanggakan diri.” (QS Luqman {31}: 18)
7.
Jangan
pernah biarkan keputusasaan menyusup ke dalam hati, sebab keputusasaan akan
membuat melihat pintu kesempatan yang terbuka atau pun tangan penolong yang
diulurkan. Allah berfirman, “katakanlah, hal hamba – hambaKu yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa – dosa semuanya. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az-zumar [39}: 53)
8.
Jangan pernah
menyerah pada kegagalan. Jangan pernah bukakan pintu untuk kegagalan ketika ia datang. Walaupun Saya harus babak belur
dihantam badai musibah yang datang, yakinlah bahwa kesuksesan pasti akan
datang. Bergembiralah dan bersukacitalah. Jangan pernah halangi diri untuk
menikmati nikmatnya prestasi dan lezatnya mimpi yang menjadi kenyataan. Saya
berhak sukses. Mulailah dari sekarang!
Salwa al-Udhaidan. 2012. Jangan Menyerah. Jakarta:
Republika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar