Selamat Datang di Blog Tata Okta! I need Your Follow in My Site, So join my site and be good friends!!

google search engine

Jumat, 13 November 2015

Upaya menghindari kebiasaan menunda - nunda

“Seperti orang lain pada umumnya, aku tidak suka mengerjakan tugas – tugas yang tidak menyenangkan atau membuatku tertekan. Ada beberapa hal yang ingin kuhindari selamanya, tetapi biasanya hal tersebut tidak terjadi di duniaku. Aku tidak suka perasaan ragu – ragu yang muncul saat pikiranku terjebak konflik dengan emosiku: “Kau harus mengerjakannya sekarang”. Aku merasa tegang dan dadaku seperti ditekan. Hasil didikan yang tertanam dalam diriku membuatku merasa bersalah sewaktu hal ini terjadi. Kadang, rasa bersalah sewaktu hal ini terjadi. Kadang, rasa bersalah karena berpikir untuk menunda sesuatu lebih tidak menyenangkan daripada kesulitan untuk mengerjakan tugas tersebut. Lebih baik jika kukerjakan tugas yang kuhindari dan segera membereskannya. Tujuanku adalah menghentikan konflik yang berkecamuk dalam batinku itu dan juga kebiasaan secara sadar menunda suatu pekerjaan, dengan alasan yang baik, dan menikmati atau bangkit lalu mulai mengerjakan tugas yang merongrongku. Apa Tujuan Anda?”
                Begitulah, kata – kata yang Saya baca di buku Never Say Later hasil tulisan Monica Ramrez Basco, Ph.D yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, seorang ahli terapi perilaku kognitif. Beliau membahas kebiasaan, alasan mengapa seseorang sering melakukan penundaan bahkan tanpa disadari. Seperti halnya Dia, Saya, maupun Anda mungkin bukanlah orang yang senang melakukan penundaan bahkan sering kali merasa bersalah dan menyesal ketika menunda pekerjaan yang ingin dihindari. Tetapi, menghindari hal yang sulit seperti tugas yang menumpuk ataupun sulit untuk dikerjakan tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Saya menyadari, sesuatu yang dihindari, beberapa saat kemudian harus dihadapi juga.  Seperti beliau yang menceritakan bahwa Ia kerap kali menunda suatu pekerjaan, bahkan untuk penulisan bukunya, Never say later yang pengerjaannya mengalami penundaan, Saya pun melaukan penundaan dengan membaca buku daripada harus mengerjakan tugas Karya Tulis Ilmiah DIII kebidanan Saya. Saya merasa ingin lari dari tugas menyelesaikan Karya Tulis  yang deadline-nya pun sudah lewat 1 hari yang lalu. Saya berpikir, mengapa tugas Saya berat sekali? Judul susah, dosen sulit untuk ditemui dan selalu memperhatikan dengan sangat detail. Hal yang memberatkan pikiran Saya lagi jika membandingkan dengan teman yang lain, mereka sudah mengerjakan dan konsul bab III sebanyak 3x sedangkan Saya bab II saja belum selesai. Apalagi jika Saya memikirkan nilai perbab adalah 80-100 dan Saya yang lewat dari deadline tidak mendapat nilai alias 0 besar. Ingin rasanya lari saja dari tugas yang harus Saya kerjakan ini, tapi tidak bisa begitu, ini harus Saya hadapi dan laksanakan dengan baik. Seperti pertanyaannya, tujuan Saya ingin mengubah diri dan hidup Saya sekarang sebelum penyesalan yang lebih lagi!


                Keinginan menunda hal yang kalau bisa dihidari saja {bikin kepala pusing, badan letih lelah soalnya ( T.T )}, adalah perilaku yang umum, sebagian orang lebih sering melakukannya dari orang lain sampai hal tersebut menjadi kebiasaan. Misalnya, saat ini, hal yang tidak ingin Saya tunda adalah penyusunan KTI dan ingin membaca buku kuliah sebanyak – banyak, tetapi hal itu terus saja mengalami penundaan. Padahal Saya sudah memiliki jadwal harian yang sudah sengaja Saya buat setiap subuhnya untuk aktifitas Saya perhari-nya, dan sangat disayangkan sampai saat ini belum juga terlaksana. Saya merencanakan berbagai hal yang penting sampai perincian waktunya Saya buat dengan memperkirakan waktu selesai Saya melakukan setiap kegiatan. Tapi, kemarin malahan hampir 1 hari penuh Saya habiskan dengan berbelanja dan berjalan bersama teman – teman. Hasilnya, waktu Saya terbuang percuma dan uang Saya habis tak karuan. Saya ingin berubah, ingin membalas 19 tahun Saya yang terbuang percuma dengan kegiatan yang sangat tidak penting seperti Saya suka membaca komik, menonton anime, dan itu dilakukan setiap hari tanpa mengenal waktu. Solat Saya diakhir waktu bahkan sampai lupa jika Saya belum solat. Jadi, di umur 20 tahun ini Saya ingin mengubah kebiasaan jelek Saya yang terlena dengan kenyamanan dan kesantaian yang berlebihan sampai menjebak Saya berlama – lama di zona aman yang harus sekarang keluar dari zona ini!
                Dari  buku Never Say Later, Saya mendapat pengetahuan untuk memulai mengambil kendali untuk menghindari kebiasaan menunda – nunda.  Tangani permasalahan – permasalahan paling mendasar dan kembali ke rencana semula untuk meraih prestasi. Untuk memulai langkah di jalur baru ini, pertama, pahami bahwa  Anda punya pilihan. Anda memiliki kekuasaan untuk memilih jalan yang akan Anda tempuh – untuk menunda atau tidak. Kedua, Anda belajar mengenali dorongan / hasrat untuk menunda agak kelak Anda dapat mengendalikannya. Ketiga, Anda harus menemukan penghalang untuk mencapai target Anda. Keempat, agar memperoleh kemajuan, Anda harus mengakui bahwa penundaan hanya berlaku sementara dan Anda akan selalu tergoda untuk mengambil jalan untuk menghindari tugas – tugas / pertugas. Anda dapat berubah jika Anda berkomitmen mempelajari cara yang berbeda untuk melakukan sesuatu.
                Saya ingin berubah. Saya pelajari setiap kelemahan yang Saya miliki. Saya ubah kebiasaan dan hobi Saya ke arah yang lebih bermanfaat walaupun masih banyak penundaan yang Saya lakukan. Hal yang Saya pikirkan saat ini adalah “Harus Saya lakukan saat ini juga!” kemudian Saya mencoba untuk mengubah dan mengendalikan kebiasaan Saya dari membaca komik menjadi membaca buku yang mengatasi kelemahan yang Saya miliki. Meskipun saat ini membaca buku kuliah masih belum Saya lakukan, Saya akan terus mencoba dan InsyaAllah akan Saya lakukan dan membantu Saya untuk mengejar prestasi Saya. “Tidak ada kata terlambat!” sebagaimana motivasi pada buku Jangan Menyerah yang pernah Saya baca, “Terlambat atau tidak sama sekali.” Saat berpikir untuk tidak mencoba itu berarti Saya sudah gagal diawal. Gagal pertama kemudian menjadikannya pelajaran dan intropeksi diri untuk mempelajari kesalahan – kesalahan sebelumnya. Yah, mulailah dari sekarang perjalanan hidup dan nikmati yang terjadi di sepanjang perjalanannya. Kita harus keluar dari zona aman dan nyaman ditempat persinggahan janganlah terlalu lama berdiam diri, kita harus menikmati perjalanan diluar zona itu! Semoga artikel ini bermanfaat. Kita harus sama – sama berubah, merubah diri dulu, orang lain, dan merubah negara kita lebih baik lagi.


By thata okta (Indah Oktapiani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar