“Seperti orang lain pada umumnya, aku tidak suka mengerjakan tugas –
tugas yang tidak menyenangkan atau membuatku tertekan. Ada beberapa hal yang
ingin kuhindari selamanya, tetapi biasanya hal tersebut tidak terjadi di
duniaku. Aku tidak suka perasaan ragu – ragu yang muncul saat pikiranku
terjebak konflik dengan emosiku: “Kau harus mengerjakannya sekarang”. Aku
merasa tegang dan dadaku seperti ditekan. Hasil didikan yang tertanam dalam
diriku membuatku merasa bersalah sewaktu hal ini terjadi. Kadang, rasa bersalah
sewaktu hal ini terjadi. Kadang, rasa bersalah karena berpikir untuk menunda
sesuatu lebih tidak menyenangkan daripada kesulitan untuk mengerjakan tugas
tersebut. Lebih baik jika kukerjakan tugas yang kuhindari dan segera
membereskannya. Tujuanku adalah menghentikan konflik yang berkecamuk dalam
batinku itu dan juga kebiasaan secara sadar menunda suatu pekerjaan, dengan
alasan yang baik, dan menikmati atau bangkit lalu mulai mengerjakan tugas yang
merongrongku. Apa Tujuan Anda?”
Begitulah,
kata – kata yang Saya baca di buku Never Say Later hasil tulisan Monica Ramrez
Basco, Ph.D yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, seorang ahli
terapi perilaku kognitif. Beliau membahas kebiasaan, alasan mengapa seseorang
sering melakukan penundaan bahkan tanpa disadari. Seperti halnya Dia, Saya,
maupun Anda mungkin bukanlah orang yang senang melakukan penundaan bahkan
sering kali merasa bersalah dan menyesal ketika menunda pekerjaan yang ingin
dihindari. Tetapi, menghindari hal yang sulit seperti tugas yang menumpuk
ataupun sulit untuk dikerjakan tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada.
Saya menyadari, sesuatu yang dihindari, beberapa saat kemudian harus dihadapi
juga. Seperti beliau yang menceritakan bahwa
Ia kerap kali menunda suatu pekerjaan, bahkan untuk penulisan bukunya, Never
say later yang pengerjaannya mengalami penundaan, Saya pun melaukan penundaan
dengan membaca buku daripada harus mengerjakan tugas Karya Tulis Ilmiah DIII
kebidanan Saya. Saya merasa ingin lari dari tugas menyelesaikan Karya
Tulis yang deadline-nya pun sudah lewat
1 hari yang lalu. Saya berpikir, mengapa tugas Saya berat sekali? Judul susah,
dosen sulit untuk ditemui dan selalu memperhatikan dengan sangat detail. Hal
yang memberatkan pikiran Saya lagi jika membandingkan dengan teman yang lain,
mereka sudah mengerjakan dan konsul bab III sebanyak 3x sedangkan Saya bab II
saja belum selesai. Apalagi jika Saya memikirkan nilai perbab adalah 80-100 dan
Saya yang lewat dari deadline tidak mendapat nilai alias 0 besar. Ingin rasanya
lari saja dari tugas yang harus Saya kerjakan ini, tapi tidak bisa begitu, ini
harus Saya hadapi dan laksanakan dengan baik. Seperti pertanyaannya, tujuan Saya ingin mengubah diri dan hidup Saya sekarang sebelum penyesalan yang lebih lagi!
Keinginan
menunda hal yang kalau bisa dihidari saja {bikin kepala pusing, badan letih
lelah soalnya ( T.T )}, adalah perilaku yang umum, sebagian orang lebih sering
melakukannya dari orang lain sampai hal tersebut menjadi kebiasaan. Misalnya,
saat ini, hal yang tidak ingin Saya tunda adalah penyusunan KTI dan ingin
membaca buku kuliah sebanyak – banyak, tetapi hal itu terus saja mengalami
penundaan. Padahal Saya sudah memiliki jadwal harian yang sudah sengaja Saya
buat setiap subuhnya untuk aktifitas Saya perhari-nya, dan sangat disayangkan
sampai saat ini belum juga terlaksana. Saya merencanakan berbagai hal yang penting
sampai perincian waktunya Saya buat dengan memperkirakan waktu selesai Saya
melakukan setiap kegiatan. Tapi, kemarin malahan hampir 1 hari penuh Saya
habiskan dengan berbelanja dan berjalan bersama teman – teman. Hasilnya, waktu
Saya terbuang percuma dan uang Saya habis tak karuan. Saya ingin berubah, ingin
membalas 19 tahun Saya yang terbuang percuma dengan kegiatan yang sangat tidak
penting seperti Saya suka membaca komik, menonton anime, dan itu dilakukan
setiap hari tanpa mengenal waktu. Solat Saya diakhir waktu bahkan sampai lupa
jika Saya belum solat. Jadi, di umur 20 tahun ini Saya ingin mengubah kebiasaan
jelek Saya yang terlena dengan kenyamanan dan kesantaian yang berlebihan sampai
menjebak Saya berlama – lama di zona aman yang harus sekarang keluar dari zona
ini!
Dari buku Never Say Later, Saya mendapat
pengetahuan untuk memulai mengambil kendali untuk menghindari kebiasaan menunda
– nunda. Tangani permasalahan –
permasalahan paling mendasar dan kembali ke rencana semula untuk meraih
prestasi. Untuk memulai langkah di jalur baru ini, pertama, pahami bahwa Anda punya pilihan. Anda memiliki kekuasaan
untuk memilih jalan yang akan Anda tempuh – untuk menunda atau tidak. Kedua,
Anda belajar mengenali dorongan / hasrat untuk menunda agak kelak Anda dapat
mengendalikannya. Ketiga, Anda harus menemukan penghalang untuk mencapai target
Anda. Keempat, agar memperoleh kemajuan, Anda harus mengakui bahwa penundaan
hanya berlaku sementara dan Anda akan selalu tergoda untuk mengambil jalan
untuk menghindari tugas – tugas / pertugas. Anda dapat berubah jika Anda
berkomitmen mempelajari cara yang berbeda untuk melakukan sesuatu.
Saya
ingin berubah. Saya pelajari setiap kelemahan yang Saya miliki. Saya ubah
kebiasaan dan hobi Saya ke arah yang lebih bermanfaat walaupun masih banyak
penundaan yang Saya lakukan. Hal yang Saya pikirkan saat ini adalah “Harus Saya
lakukan saat ini juga!” kemudian Saya mencoba untuk mengubah dan mengendalikan
kebiasaan Saya dari membaca komik menjadi membaca buku yang mengatasi kelemahan
yang Saya miliki. Meskipun saat ini membaca buku kuliah masih belum Saya
lakukan, Saya akan terus mencoba dan InsyaAllah akan Saya lakukan dan membantu
Saya untuk mengejar prestasi Saya. “Tidak ada kata terlambat!” sebagaimana
motivasi pada buku Jangan Menyerah yang pernah Saya baca, “Terlambat atau tidak
sama sekali.” Saat berpikir untuk tidak mencoba itu berarti Saya sudah gagal
diawal. Gagal pertama kemudian menjadikannya pelajaran dan intropeksi diri
untuk mempelajari kesalahan – kesalahan sebelumnya. Yah, mulailah dari sekarang
perjalanan hidup dan nikmati yang terjadi di sepanjang perjalanannya. Kita
harus keluar dari zona aman dan nyaman ditempat persinggahan janganlah terlalu
lama berdiam diri, kita harus menikmati perjalanan diluar zona itu! Semoga
artikel ini bermanfaat. Kita harus sama – sama berubah, merubah diri dulu,
orang lain, dan merubah negara kita lebih baik lagi.
By thata okta (Indah Oktapiani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar